“Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan,” (Daniel 1:1-3)
Bacaan : Daniel 1:1-6
Dalam bacaan kita hari ini, disebutkan nama salah satu tokoh yang mungkin terdengar asing bagi telinga kita, yaitu Aspenas. Berdasarkan Daniel 1:3 kita dapat mengetahui bahwa Aspenas adalah seorang kepala istana. Seorang kepala istana dapat dipadankan dengan kepala urusan kerumahtanggaan. Tugas dan tanggung jawab kepala istana sangat luas, mencakup seluruh keberlangsungan kegiatan sehari-hari di istana mulai dari kebersihan, kuliner raja, hingga urusan personalia.
Menurut penafsiran para pakar tafsir alkitab, Aspenas sang kepala istana kerajaan Babilonia kuno bertekad untuk menghilangkan kesaksian apa pun mengenai Allah Israel dari kerajaannya. Tafsiran tersebut didasarkan pada penelaahan strategi yang dijalankan Aspenas kepada para pemimpin muda orang Ibrani yang ditawan. Aspenas memberi nama baru kepada para tawanan itu untuk menghormati ilah-ilah kepercayaan Babilonia. Rupanya Aspenas mengerti bahwa sebagian besar nama-nama orang Yahudi memiliki makna penghormatan kepada Allah Israel. Penggantian nama orang-orang Yahudi yang dilakukan Aspenas adalah indikasi bahwa Aspenas ingin menghilangkan kesaksian apapun mengenai Allah Israel dari para tawanan Yahudi. Aspenas ingin agar orang-orang Yahudi yang menjadi tawanan di Babel dan akan dipekerjakan di istana Babel, lupa akan jati dirinya sebagai umat Allah, kehilangan identitasnya sebagai anak-anak Tuhan. Hilangnya identitas sebagai umat Allah akan membuat para tawanan lebih mudah diarahkan untuk menerima dan mengikuti nilai-nilai kebudayaan dan berbagai praktek ritual Babel.
Melalui keterangan singkat tentang tokoh Aspenas di dalam bacaan hari ini, Tuhan mengingatkan kita, di luar sana ada banyak orang-orang atau pihak-pihak yang berusaha untuk membuat kita lupa bahwa kita adalah anak-anak Allah. Ketika kita mulai lupa akan jati diri sebagai anak-anak Allah, maka kita akan mudah untuk diarahkan untuk menerima dan melakukan pemahaman-pemahaman dan praktek-praktek duniawi yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. (AP)
“Ingatlah Selalu Akan Jati Diri Kita Sebagai Anak-Anak Allah”