Benteng Yang Kokoh
08/10/2020
Milik Pusaka Dari Pada TUHAN
10/10/2020

Usaha Yang Sia-Sia

“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2)

Bacaan : Mazmur 127:2

Dalam bacaan hari ini pemazmur berkata: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah. Melalui bagian ini, pemazmur ingin menyampaikan gambaran kesia-siaan orang yang berusaha sedemikian rupa, bekerja keras untuk merasakan kebahagiaan dalam keluarga, tetapi tanpa melibatkan Tuhan, maka akan menjadi sia-sia.

Bangun pagi-pagi adalah gambaran seseorang yang bersemangat untuk bekerja mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Duduk-duduk sampai jauh malam adalah gambaran seseorang yang merencanakan dengan matang pekerjaannya esok hari. Makan roti yang diperoleh dengan susah payah adalah gambaran seseorang yang berusaha menikmati hasil kerja kerasnya. Seseorang bekerja keras, merencanakan kerja dengan matang, tentu dengan tujuan agar dapat menikmati hasil kerja, merasakan kecukupan, merasakan kebahagiaan hidup berkeluarga. Tetapi ternyata kerja keras, tidak dapat membuat seseorang merasakan kebahagiaan hidup berkeluarga.

Pemazmur berkata: sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Apa makna perkataan pemazmur ini? Waktu tidur di sini adalah gambaran kondisi seseorang yang tidak berbuat apa-apa, kondisi seseorang yang tidak mengeluarkan daya upaya apapun untuk dirinya sendiri. Dengan demikian, maksud Pemazmur disini adalah: kebahagiaan, kecukupan  dalam kehidupan rumah tangga, itu semata-mata pemberian Tuhan, anugerah Tuhan, bukan hasil jerih payah kita.

Hari ini kita belajar dari apa yang diungkapkan pemazmur, bahwa sesungguhnya orang yang dengan kekuatannya sendiri berusaha untuk merasakan kebahagiaan kehidupan rumah tangganya, tanpa melibatkan Tuhan, akan berakhir sia-sia. Libatkanlah Tuhan dalam segala jerih payah Saudara dalam membangun keluarga yang bahagia. (AP)

“Usaha Untuk Merasakan Kebahagiaan Hidup Rumah Tangga Tanpa Melibatkan Tuhan Akan Berujung Kesia-Siaan”