“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yesaya 46:4)
Bacaan : Yesaya 46:1-13
Sejak saya kecil, Yesaya 46:4 ini sudah menjadi salah satu ayat hafalan di Sekolah Minggu. Ayat ini semakin terpatri dalam ingatan saya karena ada sebuah lagu rohani yang diciptakan berdasarkan ayat tersebut. Sepanjang pengetahuan saya, ayat tersebut lebih sering disampaikan oleh para Hamba Tuhan untuk anggota jemaat yang telah berusia lanjut.
Perikop Yesaya 46:1-13 adalah pernyataan Tuhan yang disampaikan nabi Yesaya kepada bangsa Israel yang sedang mengalami kesesakan sebagai tawanan. Meski mereka telah ditawan oleh bangsa lain akibat ketidaksetiaan mereka kepada Allah, ternyata mereka masih tetap saja menggendong patung dewa-dewa yang mereka sembah, sekalipun dewa-dewa tersebut tidak dapat menyelamatkan atau berbuat apa-apa terhadap mereka. Bahkan, dalam keadaan yang sulit, tetap saja mereka sendirilah yang harus menaikkan dan membantu meletakkan patung-patung tersebut ke atas hewan pengangkut beban.
Tuhan pun mengingatkan bangsa Israel, apa lagi yang mereka harapkan dari dewa-dewa kesia-siaan yang mereka sembah itu? Bagaimana mungkin patung-patung itu dapat menolong bangsa Israel padahal berjalan sendiri saja mereka tidak bisa sehingga belum apa-apa sudah menjadi beban berat bagi pembawanya. Tuhan pun menegaskan di hadapan umat Israel bahwa Dia adalah Tuhan yang tidak dapat dibandingkan dan disamakan dengan siapa pun. Ia sungguh tidak tertandingi (ay. 5). Kesetiaan Tuhan tidak pernah berubah dan tak lekang oleh waktu, sekalipun kita sering menyakiti hati-Nya dan mengecewakan-Nya, Tuhan tetap bertanggung jawab atas hidup kita dan tidak pernah mengecewakan. Kita akan tetap berada dalam penyertaan-Nya dan perlindungan-Nya, tetap berada dalam tangan-Nya. Ia berjanji melindungi dan memberkati kita semua tidak saja hingga usia tua, tapi dikatakan semua itu sudah menjadi perhatian-Nya sejak kita masih dalam kandungan (ay. 3).
Oleh sebab itu, seberat apapun keadaan kita bahkan di masa tua sekalipun, jangan pernah berubah tidak setia kepada Tuhan. Percayalah, kita tidak akan menghadapi semua itu sendirian sebab Tuhan selalu ada untuk kita: “ … Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. (Bo@)
“Jangan Takut, Allah Memelihara Kita Seumur Hidup Kita!”