“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3)
Bacaan : Yohanes 17:1-19
Beberapa waktu yang lalu saya pernah membaca kisah menarik tentang salah satu pengalaman Mark Twain dengan salah satu anggota keluarganya. Mark Twain, seorang penulis dari Amerika Serikat, terkenal karena kecerdasan dan pesonanya. Dalam suatu perjalanan ke Eropa, ia diundang untuk makan malam dengan seorang kepala negara bagian. Ketika anak perempuannya mengetahui undangan ini, ia berkata, “Ayah mengenal semua orang penting yang harus dikenal. Tetapi ayah tidak mengenal Allah”. Sedihnya, kata-kata ini benar karena Mark Twain adalah orang tak percaya yang skeptis.
Komentar anak perempuan Mark Twain itu seharusnya menimbulkan pertanyaan terhadap diri kita sendiri, yaitu apakah kita mengenal Allah. Kita mungkin diberkati dengan persahabatan yang memperkaya hidup, berteman dengan begitu banyak orang penting, namun apakah kita mengenal Allah? Dan apakah pengetahuan kita akan Dia lebih dari sekadar informasi dari orang lain atau spekulasi, hal-hal yang mungkin dapat kita baca di buku? Tuhan Yesus menginginkan agar para muridNya tidak sekedar mengenal Allah. Tuhan Yesus ingin agar para murid-Nya memiliki pengenalan yang intim tentang Allah. Dia berdoa, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Pengenalan ini benar-benar bersifat pribadi, dan hanya bisa didapatkan melalui persahabatan yang dalam dan lama. Sebenarnya, pengenalan yang dimaksud dalam bacaan ini dan di tempat lain dalam Kitab Suci digambarkan seperti keintiman suami istri saat mereka menjadi satu (Kejadian 4:1). Kita dapat memiliki pengenalan itu jika kita meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan Allah, membaca firman-Nya, dan membagikan kasih-Nya kepada dunia. (AP)
“Tuhan Menginginkan Kita Mengenal-Nya Dengan Mendalam”