“Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” (Filipi 1:18)
Bacaan : Filipi 1:12-18
Di bawah ini adalah kesaksian orang-orang yang melihat internet atau dunia maya sebagai ladang pelayanan yang efektif untuk memberitakan Kabar Baik Yesus Kristus:
“Saya sangat terharu saat memikirkan betapa Tuhan telah memberi saya hak istimewa di mana dalam sehari saya bisa menjangkau begitu banyak orang bagi-Nya, yang tak dapat dilakukan di sepanjang hidup para pengkhotbah besar yang hidup seratus tahun lalu. Tak heran, Tuhan menciptakan internet!” – Dean Craig, gotWWW.com.
“Saya senang berkhotbah di gereja, tetapi ketika berkhotbah di sebuah gereja, suara saya hanya terdengar sampai sejauh enam puluh meter. Sedangkan saat berkhotbah di intenet, suara saya terdengar hingga ke dua ratus negara” – Eric Elder, http://theranc.org.
Munculnya media cetak, radio, kaset, televisi telah menjadi cara Tuhan yang luar biasa untuk menjadi alat pemberitaan Injil. Namun kehadiran media internet lebih hebat lagi dipakai Tuhan untuk sarana penginjilan, terlebih di masa pandemi Covid 19 dan peraturan pemerintah yang membatasi pertemuan sosial, termasuk ibadah di gereja demi memutus rantai penyebaran virus tersebut. Akhirnya, ibadah pun diadakan secara online dengan mengadopsi teknologi berbasis internet untuk tetap melaksanakan ibadah di rumah.
Di satu sisi, kondisi demikian dipandang memprihatinkan. Namun di sisi lain, juga dapat menjadikan media internet sebagai peluang untuk mengabarkan Injil sehingga banyak orang mengenal Yesus Kristus, satu-satunya Sang Juruselamat dunia.
Demikian halnya dengan pemenjaraan rasul Paulus. Di satu sisi, pemenjaraan itu dapat dipandang memprihatinkan. Namun di sisi lain, juga dapat menjadi kesempatan emas bagi kemajuan Injil, yaitu: membuat lingkungan istana jadi bertanya-tanya tentang kasus rasul Paulus, dan kemudian bertanya tentang Injil (ay. 13) serta memberi semangat kepada orang percaya lainnya untuk bertambah berani memberitakan Injil (ay. 14). Rasul Paulus tahu bahwa yang terpenting adalah nama Kristus Yesus diberitakan dan diagungkan.
Sama seperti rasul Paulus, sudahkah kita melihat segala yang terjadi sebagai kesempatan emas untuk memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang lain? (Bo@)
“Hasrat Terbesar Orang Kristen Sejati = Apapun Yang Terjadi Kristus Diagungkan”