Relasi Yang Dipersiapkan
07/01/2021
Relasi Yang Mengubahkan
09/01/2021

Relasi Yang Menguatkan

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya… Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yohanes 15:13-15)

Bacaan : Yohanes 15:9-17

Ada sebuah ilustrasi yang penting untuk direnungkan, demikian kisahnya: “Suatu kali ada satu keluarga yang baru saja pulang dari mengikuti kebaktian di sebuah gereja. Dalam perjalanan pulang tersebut, terjadi percakapan-percakapan yang seru di antara mereka. Percakapan bermuara kepada suasana dan kejadian-kejadian dalam kebaktian yang mereka ikuti. Mereka merasa kurang puas dengan penampilan paduan suara yang kurang keras suara pujiannya, vokalnya tidak jelas. Mereka menilai permainan musik yang terlalu lambat dan kurang harmoni. Petugas penyambutan di depan pintu yang kurang ramah dan terkesan ketus. Penyampaian firman yang panjang dan bertele-tele, serta banyak keluhan yang lain. Suami, istri, dan anak-anak saling memberi pendapat dan argumen mereka.

Akhirnya, sang ayah memberi pernyataan yang tegas dan mengena. “Kita ini membicarakan suasana dan menyebutkan kekurangan-kekurangan selama kebaktian berlangsung. Apakah sesungguhnya tujuan kita datang untuk memberikan penilaian atau merindukan mendapat kekuatan Tuhan? Apakah kita sudah merasakan kehadiran dan sapaan Tuhan? Barangkali terlalu banyak keluhan-keluhan kita, sampai-sampai kita tidak merasakan sentuhan, kekuatan, dan berkat dari Tuhan!”. Semua tertunduk diam dan membenarkan nasihat bijak sang ayah. Kejadian yang dialami oleh satu keluarga di kisah ilustrasi di atas, kemungkinan bisa terjadi juga dalam kenyataan beberapa umat Tuhan.

Semestinya, perjumpaan dengan Tuhan memberikan pengharapan dan kekuatan dalam menjalani hari-hari kehidupan. Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas kepada para muird-Nya, bahwa mereka bukan lagi hamba tetapi sahabat. Mengapa mereka disebut sahabat? Karena Tuhan Yesus telah memberitahukan kepada mereka segala sesuatu yang dikehendaki oleh Bapa. Oleh karena itu, murid-murid Kristus wajib memahami bahwa kebaktian, ibadah, persekutuan, dan doa adalah kesempatan mengalami kekuatan Tuhan. Saat bersekutu dan berelasi, Ia hadir serta menguatkan dalam kasih dan kuasa-Nya. (NLU)

Kehadiran-Nya Memberi Kekuatan Dan Pengertian Bagi Para Sahabat-Nya