Bekal Terhadap Dosa
18/12/2020
Dia Imanuel
21/12/2020

Menjadi Bagian Keluarga Allah

“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” (Roma 8:15)

Bacaan : Roma 8:12-17

Menurut William Barclay, dalam budaya Romawi apabila seorang anak laki-laki dipungut dan diterima ke dalam suatu keluarga, maka ia berada di bawah patria potestas – kuasa mutlak sang bapak atas keluarga. Waktu ia diadopsi, anak laki-laki yang baru ini kehilangan semua hak di keluarganya yang lama dan mendapat semua keuntungan anak sah dalam keluarganya yang baru – dalam pengertian legal, ia mendapat ayah baru. Ia juga menjadi pewaris harta milik ayahnya yang baru. Anak kandung yang dilahirkan kemudian tidak akan mempengaruhi warisannya. Kehidupan lama sang anak ini dihapus, hutang-hutangnya dibatalkan seakan tidak pernah ada. Dalam tata hukum orang yang diadopsi sesungguhnya dan secara mutlak anak laki-laki ayahnya yang baru.

Pengangkatan anak dalam budaya Romawi ini sangat berarti dalam pemikiran rasul Paulus ketika ia menerapkan gambaran itu pada pengangkatan kita ke dalam keluarga Allah (ay. 14-15). Dahulu kita ada di dalam kekuasaan mutlak dari tabiat kita yang berdosa; tetapi Allah karena kasih setia-Nya, telah membawa kita ke dalam ikatan kasih-Nya yang mutlak. Kehidupan lama tidak lagi mempunyai hak atas kita; Allahlah yang mempunyai hak mutlak. Yang lama telah dibatalkan dan hutangnya telah dihapuskan; kita mulai suatu kehidupan baru dengan Allah dan menjadi ahli waris seluruh kekayaan-Nya. Jika demikian kita menjadi pewaris bersama-sama dengan Yesus Kristus, Anak Allah yang sejati. Apa yang Kristus warisi, kita juga mewarisinya. Jika Kristus harus menderita, kita juga mewarisi penderitaan itu; tetapi jika Kristus dibangkitkan untuk kehidupan dan kemuliaan, kita juga mewarisi kehidupan dan kemuliaan itu (ay. 17).

Sebagai anak-anak Allah, tidak ada hal apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, yang luput dari kendali Allah. Sebagai anak-anak Allah, kita juga memiliki tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan kuasa kehidupan yang Roh Kudus telah berikan dalam hidup kita: menjauhi dosa, menjaga kesucian hidup, memelihara persekutuan yang intim dengan Allah Bapa melalui perenungan firman Tuhan dan doa, mengasihi-Nya dengan sungguh, tekun mencari kehendak-Nya, serta menikmati pengharapan surgawi. Marilah kita benar-benar hidup sebagai anak-anak Allah dalam keseharian kita. (Bo@)

Bersyukur Atas Kasih Karunia Allah Yang Menjadikan Kita Anak-Nya