“Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:3-4)
Bacaan : Filipi 2:3-4
The Selfish Giant atau Raksasa Egois adalah salah satu cerita fiksi yang sangat terkenal karya Oscar Wilde. Dikisahkan ada sekelompok kanak-kanak yang selalu mengunjungi kebun milik Raksasa setiap sore seusai jam sekolah. Kebun itu sangat luas, indah, dipenuhi bunga-bunga dan beberapa tanaman buah. Tidak hanya itu, banyak burung yang bertengger dan berkicau di dahan pohon menambah keindahan kebun milik sang Raksasa. Suatu sore, Raksasa kembali pulang seusai dari mengunjungi sahabatnya di tempat yang sangat jauh. Betapa kagetnya Raksasa ketika melihat sekelompok kanak-kanak bermain berkejaran di taman miliknya. Raksasa langsung berteriak dengan suara nyaring dan mengusir keluar kanak-kanak itu. Raksasa itu kemudian mengatakan, “Kebun ini milikku, semua orang harus tahu bahwa kecuali diriku, tak ada yang boleh bermain di kebun ini!”. Raksasa pun segera membangun tembok yang tinggi disekeliling kebun dan memasang papan pengumuman yang bertulis, “Pelanggar akan dihukum berat”. Sungguh, dia adalah seorang raksasa yang egois.
Keegoisan pada dasarnya selalu melihat akan apa yang berhubungan dengan diriku dan kesenanganku. Orang yang egois juga selalu akan melihat dirinya sebagai subjek yang paling penting dan berharga dibandingkan orang lain. Keegoisan dan kesombongan ialah permasalahan yang serius dan dapat “membunuh” kita. Rasul Paulus dalam bagian firman Tuhan ini mengingatkan kita sebagai anak-anak Tuhan untuk tidak bersikap egois dan belajar untuk menaruh perhatian terhadap sesama. Apabila dalam bekerja ataupun bertindak jangan sampai semua dilakukan atas dasar untuk mencari kepentingan diri sendiri, kesenangan diri sendiri, egois, punya maksud dan tujuan yang terselubung, dan tidak tulus ikhlas. Akan tetapi, yang sekarang perlu kita lakukan ialah melihat dan memperhatikan kepentingan orang lain dengan tingkatan level yang sama, bahkan diatas. Dengan demikian, kasih Kristus sungguh dinyatakan dalam kehidupan keseharian kita. (KGY)
“Matikan Keegoisan Sebelum Keegoisan ‘Mematikan’ Kita”