“Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:3b-4)
Bacaan : Filipi 2:1-4
Pada tahun 1750 – 1825 hiduplah seorang komposer musik klasik bernama Antonius Salieri. Dalam film yang berjudul Amadeus, Salieri diceritakan sebagai orang yang berbakat dan sangat cinta Tuhan. Diceritakan pada waktu Salieri muda ia berdoa kepada Tuhan dan berkata: “Jadikan aku seorang komposer hebat, biarkan aku memuliakan-Mu melalui musik dan aku dikenal oleh banyak orang sebagai balasannya aku akan memberikan setiap jam dalam hidupku untuk Tuhan”. Setelah itu Salieri pun menjalani hidupnya dengan saleh sebagaimana janjinya kepada Tuhan. Tuhan menjawab doa Salieri, karir musiknya semakin baik dan dipercayakan sebagai pengajar musik kerajaan. Sampai suatu ketika muncul seorang komposer muda yang jenius bernama Mozart. Dengan bakatnya yang sangat luar biasa Mozart mampu mengalahkan kepopuleran Salieri dan mengambil seluruh atensi masyarakat bahkah anggota kerajaan. Tidak terima dengan hal ini, Salieri menjadi sangat marah kepada Tuhan dan menghabiskan sisa waktunya untuk menghancurkan kehidupan Mozart.
Kisah tentang Salieri sangat mungkin untuk kita alami dalam kehidupan ini. Terkadang dalam diri kita timbul suatu hasrat untuk mencari kemuliaan bagi diri sendiri. Tanpa disadari lewat talenta dan bakat yang Tuhan berikan kepada kita, kita mencuri kemuliaan Allah lewat kesombongan diri. Betapa mengerikan ketika hal ini terjadi di tengah kehidupan orang percaya. Tentu akan sangat sulit bagi kita untuk hidup saling melayani antar sesama ketika kesombongan diri masih menjadi tembok penghalang. Bagaimana mungkin orang yang sombong dapat menganggap orang lain lebih penting daripada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin untuk dapat hidup saling menghargai jika kesombongan terus dibiarkan melekat dalam hidup kita. Oleh sebab itu, marilah kita belajar untuk memiliki kerendahan hati. Dengan memiliki kerendahan hati dan melihat siapa diri di hadapan Tuhan, maka kita akan dimampukan untuk melayani sesama, melihat, memperlakukan dan memikirkan orang lain dengan cara yang istimewa atau spesial. (KGY)
“Tidak Mungkin Kita Dapat Melayani Sesama Tanpa Memiliki Kerendahan Hati”