Kesulitan Para Pengajar
22/06/2020
Sudah Seharusnya Bertumbuh
24/06/2020

Lamban Mendengarkan

“Ada banyak yang dapat dikatakan tentang hal ini. Akan tetapi, sulit untuk menjelaskannya karena kamu sudah menjadi lamban untuk mendengar.” (Ibrani 5:11b)

Bacaan : Ibrani 5:11

Pernahkah Saudara mendengar nama Muhammad Sulaeman Harsono? Rasanya nama tersebut asing bagi kita. Tetapi jika saya menyebutkan nama Haji Bolot, pasti Saudara sekalian segera ingat pada salah satu pelawak senior Indonesia. Muhammad Sulaeman Harsono adalah nama asli dari Haji Bolot. Pria yang lahir di Bogor pada 5 Maret 1942 adalah seorang pelawak dan pemain lenong Betawi. Dalam setiap lawakannya, Bolot sebagai seorang yang memiliki masalah pendengaran alias budeg dan hanya dapat mendengar kalau berhubungan dengan wanita atau uang. Lawakan Bolot memang jenaka membuat banyak orang terhibur, tetapi bayangkan jika dalam kehidupan sehari-hari berjumpa banyak orang seperti Bolot, rasanya bukan hiburan yang kita dapatkan, tetapi kejengkelan karena sangat susah untuk berkomunikasi.

Penulis surat Ibrani menegur para penerima suratnya karena mereka telah lamban dalam hal mendengarkan firman Tuhan. Padahal ada begitu banyak hal yang hendak dikatakan kepada mereka. Lamban mendengarkan disini bukan berarti budeg, tetapi bisa berarti tidak tertarik, malas mendengarkan, atau bersikap pasif. Dahulu, mereka pernah begitu rindu untuk mendengar firman Tuhan. Akan tetapi, sekarang mereka amat susah untuk diajar. Hal ini kemungkinan disebabkan karena hati mereka tertarik kepada hal-hal lain selain Kristus. Sikap lamban untuk mendengar ini membuat kerohanian mereka tidak bertumbuh. Mereka yang seharusnya sudah dewasa secara rohani dan siap untuk menjadi pengajar ternyata masih harus diberi susu karena belum mampu menerima makanan keras dan belum bisa membedakan yang baik dan yang jahat (Ibrani 5:12-14).

Sikap yang benar dalam mendengarkan firman Tuhan itu sangat penting. Bagaimana sikap Saudara selama ini saat mendengarkan firman Tuhan? Jika Saudara tidak tertarik pada firman Tuhan, jika Saudara malas mendengarkan firman Tuhan, atau bersikap pasif dalam artian bersedia mendengarkan tetapi tidak bersedia melakukan, jangan heran jika kerohanian Saudara tidak bertumbuh. Seseorang yang hanya menjadi pendengar pasif tidak akan mengalami pertumbuhan kerohanian. Marilah menjadi pendengar firman Tuhan yang aktif. (AP)

“Cara Mendengarkan Firman Tuhan Menentukan Pertumbuhan Kerohanian”