“Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Filipi 3:8)
Bacaan : Filipi 3:1b-11
Tema renungan SABDA Minggu ini adalah “Pengabdian yang Abadi” yang bertujuan mengajak jemaat memahami bahwa pengabdian kepada Yesus Kristus itu berlangsung terus-menerus sepanjang hidup mereka dan harus dilakukan secara total, tidak setengah-setengah, bahkan mereka pun bersedia untuk melepaskan haknya; jemaat berkomitmen untuk menjadi abdi Tuhan yang setia kepada Sang Tuan. Tidak mudah putus asa, menyerah, atau berpaling. Sebaliknya, mereka memiliki ketulusan dan kerelaan hati, serta keikhlasan untuk tidak memperhatikan kemuliaan, kedudukan, jabatan, keuntungan pribadi, bahkan hak-haknya dalam pengabdian kepada Kristus.
Bagaimanakah caranya agar kita dapat mengabdi kepada Tuhan sepanjang hidup? Tentu saja, untuk dapat mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sebuah komitmen (perjanjian untuk melakukan sesuatu) dan tekad (kehendak yang pasti, kebulatan tekad).
Rasul Paulus adalah salah satu pribadi yang berhasil melakukannya. Perjumpaannya dengan Yesus Kristus dalam perjalanan ke Damsyik telah membawanya ke dalam pertobatan sejati dan pengenalan mendalam akan Dia (Kis. 9). Baginya, tidak ada apapun di dunia ini yang melebihi Kristus. Apa yang dahulu ia anggap keuntungan dan berharga, dengan tegas ia menyatakan bahwa semua itu sampah bila dibandingkan dengan besarnya nilai pengenalan akan Kristus Yesus. Kata skybalon yang diterjemahkan sebagai “sampah” menurut Lightfoot berasal dari kata es kunas, artinya: “yang dilemparkan kepada anjing”.
Apa saja “yang dianggap tidak berharga” oleh Paulus bila dibandingkan Kristus? Hak-hak istimewanya yaitu sebagai bangsa Israel, orang Ibrani asli; dari suku Benyamin, suku yang setia kepada Yehuda ketika semua suku lain memberontak; seorang Farisi yang dididik oleh Gamaliel, seorang pakar hukum Taurat; seorang yang sangat menaati hukum Tuhan. Semuanya itu tidak ada yang dapat menyaingi Kristus Yesus. Ya, komitmen dan tekad rasul Paulus kepada Tuhan Yesuslah yang membuatnya rela mempertaruhkan segalanya dan kehilangan semuanya demi mengenal Kristus dan mengabdi kepada-Nya. Sampai hari ini, bagaimana komitmen dan tekad kita kepada-Nya? (Bo@)
“Fondasi yang kokoh untuk setia mengabdi pada Tuhan adalah komitmen dan tekad”