3:22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22-23)
Bacaan : Ratapan 3:1-23
SetiaMu, Tuhanku, tiada bertara di kala suka, di saat gelap.
KasihMu, Allahku, tidak berubah, ‘Kaulah Pelindung abadi tetap.
SetiaMu Tuhanku, mengharu hatiku, setiap pagi bertambah jelas.
Yang ‘ku perlukan tetap ‘Kau berikan, sehingga akupun puas lelas.
Puisi Great Is Thy Faithfulness (diterjemahkan: SetiaMu Tuhanku Tiada Bertara) ditulis tahun 1923 oleh Thomas Obadiah Chisholm. Thomas menyatakan bahwa “tidak ada latar belakang yang mendalam” untuk puisi istimewa itu, melainkan hanya “kesadaran akan kesetiaan Allah yang dirasakan setiap hari”. Meskipun tidak memiliki kekayaan dunia, Thomas merasa diberkati dengan melimpah oleh rahmat Tuhan sehari-hari. Dalam sebuah surat yang bertahun 1941, Chisholm menyampaikan pandangan ini dalam pikirannya: “Penghasilanku tidaklah besar setiap waktu karena gangguan kesehatan yang kualami dari tahun-tahun awal sampai sekarang. Namun, aku tidak boleh gagal dalam mencatat kesetiaan yang tak pernah gagal dari Allah yang menggenapi janji-Nya, dan bahwa Dia telah menunjukkan kepadaku banyak keindahan pemeliharaan-Nya, yang olehnya aku dipenuhi rasa syukur yang menakjubkan”.
“Rumput di halaman rumah tetangga selalu terlihat lebih hijau”. Pepatah ini hendak menggambarkan kecenderungan orang untuk melihat apa yang tidak dimiliki dalam hidupnya. Ada orang yang beranggapan bahwa hidup orang lain lebih menyenangkan. Akibatnya, orang itu tidak dapat bersyukur dengan hidupnya sendiri. Sikap demikian sebenarnya justru memicu ketidakbahagiaan. Yeremia, penulis Kitab Ratapan, menunjukkan teladan yang indah. Berbagai kejadian buruk menimpa hidupnya, sampai-sampai ia sempat berpikir, “Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada Tuhan” (ay. 18). Namun, ia tidak membiarkan diri terjebak dalam kondisi itu. Sebaliknya, ia memusatkan perhatian pada rahmat dan kesetiaan Tuhan, “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan… Tak berkesudahan kasih setia Tuhan… selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (ay. 21-23). (AP)
“Sadarilah Kasih Setia Allah Yang Selalu Baru Setiap Hari Maka Saudara Akan Merasakan Kebahagiaan Hidup”