“Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!” (Mazmur 128:5-6)
Bacaan : Mazmur 128:5-6
Elizabeth Achteimeier dalam buku “The Committed Marriage” menyatakan pernikahan kristiani seharusnya mempunyai komitmen dalam enam hal: komitmen secara total, komitmen untuk menerima, komitmen secara eksklusif, komitmen terus-menerus, komitmen yang bertumbuh, dan komitmen yang berpengharapan. Dengan adanya komitmen dalam keenam hal ini, kehidupan pernikahan suami istri akan berhasil dan bahagia. Komitmen secara total ditandai dengan tekad mempertahankan pernikahan sampai maut memisahkan. Komitmen untuk menerima ditunjukkan dengan saling menerima pasangan dalam segala hal. Komitmen secara eksklusif dibentuk tanpa hadirnya pihak ketiga, pasutri membangun cinta yang khusus bagi mereka. Komitmen terus-menerus membawa konsekuensi bahwa pasutri terus bertumbuh dan berproses bersama-sama. Komitmen yang bertumbuh menandai kedewasaan pasutri di tengah perubahan dan tantangan yang menghadang. Komitmen yang berpengharapan menjadi jangkar perjalanan cinta mereka sampai akhir.
Sayangnya, mewujudkan dan menjaga komitmen di tengah arus jaman tidak selalu mudah. Terlebih dengan perkembangan teknologi masa kini dan mulai longgarnya norma-norma susila di tengah masyarakat, sebagai akibat globalisasi budaya. Norma-norma keluarga terkena dampaknya, bahkan komitmen dan tujuan pernikahan yang kudus menghadapi tantangan yang maha berat. Perselingkuhan dan perceraian semakin meningkat, sebagai akibat lemahnya komitmen dan perjuangan untuk membangun keluarga yang bahagia. Tidak jarang, alasan perselingkuhan dan perceraian atas nama kebahagiaan. Pemazmur dalam Mazmur 128:5-6 memberikan nasihat bijaknya, bahwa pernikahan yang dibangun oleh orang-orang yang takut Tuhan dan sungguh-sungguh berupaya membangun keluarga sejati, akan menerima hasil yang luar biasa indah. Keluarga-keluarga yang mampu menjaga komitmen sampai akhir; akan mengalami kebahagiaan sejati, melihat keturunan-keturunannya, dan merasakan damai sejahtera. Sudikah, keluarga-keluarga di GKI Karangsaru dan setiap keluarga Kristen memegang teguh komitmennya? (NLU)
“Komitmen Sejati, Pintu Kebahagiaan Seumur Hidup”