“Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?” (Matius 22:18)
Bacaan : Matius 22:15-22
Konon ada kisah menarik dari Mahatma Gandhi berkaitan dengan tema “Hikmat”. Demikian kisahnya, “Saat jam makan siang, Gandhi mencari kursi kosong di kantin. Satu-satunya kursi yang masih kosong di sebelah profesor yang tidak suka kepadanya. Sang profesor mengetahui bahwa Gandhi akan duduk di sebelahnya, ia berkata: Sungguh tidak pantas seekor babi duduk berdampingan dengan seekor burung. Mendengar kata-kata tersebut, Gandhi dengan tenang menjawab: Oh, saya mengerti. Jangan kuatir Prof., saya akan terbang sekarang juga. Mahatma Gandhi pun berlalu dan meninggalkan sang profesor yang terdiam menanggung malu, niatnya ingin mempermalukan Gandhi, namun senjata makan tuan”.
Kemudian di lain hari di dalam kelas, sang profesor sengaja memberikan pertanyaan jebakan kepada Gandhi, demikian: “Seandainya dalam perjalanan kamu menemukan satu tas penuh berisi kebijaksanaan dan satu tas lagi berisi uang. Tas yang mana akan kamu ambil?”. Gandhi menjawab, “Saya akan mengambil uangnya”. Ketika sang profesor mendengar jawaban tersebut, dengan sinis dan mengejek berkata, “Jika itu aku, aku akan memilih kebijaksanaan”. Gandhi membalas menjawab dengan santai, “Seseorang akan mengambil apa yang tidak dia punya”. Dan profesor pun kembali menanggung malu oleh karena hikmat yang dimiliki Mahatma Gandhi.
Tuhan Yesus juga pernah diberi pertanyaan jebakan oleh murid-murid Farisi dan orang-orang Herodian. Mereka bertanya tentang “Apakah diperbolehkan mereka membayar pajak kepada Kaisar?”. Sebuah pertanyaan jebakan yang diharapkan dapat menjerat Tuhan Yesus dalam kesalahan. Tetapi Tuhan Yesus mengetahui maksud jahat mereka, sehingga Dia memberi jawab: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Di tengah jaman yang penuh kejahatan dan kelicikan ini, murid-murid atau abdi Kristus mesti memiliki hikmat Tuhan yang bersumber kepada relasi yang dekat dan lekat dalam Kristus, sehingga akan dimampukan menghadapi setiap jebakan dan terhindar dari tipu muslihat musuh. (NLU)
“Hikmat Tuhan Akan Meluputkan Dari Segala Tipu Muslihat Dan Jebakan”