“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.” (Yohanes 10:14-15)
Bacaan : Yohanes 10:11-18
George Adam Smith, seorang ahli Perjanjian Lama menceritakan bahwa ketika ia mengunjungi Tanah Suci, ia melihat seorang gembala dan dombanya berdiri di depan benteng. Tidak ada pintu terlihat di sana. Di situ yang tampak hanyalah sebuah lubang sebesar tubuh manusia. Smith kemudian bertanya kepada gembala tersebut mengapa di sana tidak ada pintu. Gembala itu menjelaskan, “Sayalah jalan masuknya. Saya berdiri di lubang itu, dan domba lewat di bawah saya memasuki benteng. Apabila mereka semua sudah berada di dalam dengan aman, maka saya akan berbaring melintang pada lubang itu. Tidak akan ada pencuri yang dapat masuk dan juga tidak ada domba yang bisa keluar kecuali melewati tubuh saya. Sayalah jalan masuknya”. Sebuah pemandangan sekaligus jawaban yang mengherankan, bahwa sang gembala memikirkan cara yang begitu unik untuk menjaga dan memelihara domba-dombanya. Jika sang gembala membaringkan dirinya, maka memang menjadi sangat aman bagi semua kawanan domba yang berlindung di dalam benteng.
Jika membicarakan gembala domba-domba, apalagi bicara tentang gembala yang baik; maka hanya ada satu Gembala yang baik di dunia ini yaitu Tuhan Yesus sendiri. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) memberikan judul perikop Yohanes 10:1-21 “Gembala yang baik”. Di perikop ini, Tuhan Yesus memang menyatakan diri-Nya sebagai Gembala yang baik. Tuhan Yesus memberikan gambaran seorang gembala yang sesungguhnya dengan gembala upahan. Gembala yang baik, selalu siap dan rela mempertaruhkan nyawanya bagi keselamatan domba-dombanya. “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (ay. 11). Murid-murid atau abdi Kristus semestinya tidak ragu akan kasih setia dan janji pemeliharaan Tuhan Yesus yang sudah terbukti. Abdi-abdi Kristus, selain merasa aman atas pemeliharaan Tuhan, mereka juga terpanggil untuk menjadi gembala-gembala yang baik di masa kini. (NLU)
“Gembala Yang Baik Menghadirkan Gembala-Gembala Yang Baik Juga”