“Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” (Roma 14:19)
Bacaan : Roma 14:13-23
Richard Fuller, seorang hamba Allah yang hidup di abad 19, menceritakan tentang pelaut tua yang berkata, “Dalam badai yang ganas, kita harus menempatkan kapal pada posisi yang tepat dan menjaganya agar tetap berada di situ”. Ungkapan pelaut tua tersebut menyadarkan Fuller, bahwa: “Orang-orang Kristen, semestinya melakukan hal yang sama. Ketika mereka sedang dalam pergumulan kehidupan yang berat, bagaikan badai dan angin keras yang menerjang. Mereka harus menempatkan diri pada posisi yang tepat dan tetap menjaganya demikian. Posisi yang tepat adalah bersandar dan berpegang teguh kepada kasih setia Allah. Kasih Allah yang tidak berkesudahan dan dengan setia menjaga anak-anak-Nya”. Pernyataan Fuller adalah benar dan perlu menjadi pegangan bagi orang-orang Kristen dalam kondisi-kondisi yang berat, sehingga mereka tetap dapat bertahan dan tidak tersesat. Rasul Paulus memberikan nasihatnya kepada jemaat di Roma, agar mereka tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Paulus memberikan pengajarannya berkaitan dengan makanan dan minuman. Ia berkata, “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan kepada Allah dan dihormati oleh manusia. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun” (ay. 17-19).
Dalam kehidupan bersama, baik dalam lingkungan gereja maupun masyarakat, orang-orang Kristen perlu menjaga diri dan hidupnya agar tidak menjadi batu sandungan. Bahkan, tidak jarang hal-hal sepele dan remeh yang menjadi akar perdebatan serta menjadi pangkal batu sandungan. Paulus mengajarkan agar jemaat di Roma mengedepankan kehidupan dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus. Murid-murid Kristus wajib mempraktikkan ajaran rasul Paulus untuk mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Kerinduan dan isi hati Allah adalah anak-anak-Nya mengalami damai sejahtera di dunia. Abdi-abdi Tuhan dipanggil untuk menghadirkan dan memperjuangkan damai sejahtera dalam kesehariannya. Dunia yang mulai letih dengan perang, pertikaian, kasih yang dingin dan keadilan yang menguap, membutuhkan damai sejahtera Allah. (NLU)
“Damai Sejahtera: Bukti Kehadiran Abdi-abdi Tuhan”