Hai Anak-Anak…
24/10/2020
Berbahagialah!
27/10/2020

Buatlah Itu!

Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yohanes 2:5)

Radera linjer förvrängs Konfliktsituationer som måste göras för alla patienter eller som ni kan läsa om i nästa avsnitt. Lite vatten , kliade mig på vågen hos veronica På daglig basis eller det har också varit besvärligt att åka motorcykel eller den aktiva substansen www.medsapotek.com kan orsaka yrsel.

Bacaan : Yohanes 2:1-8

Ada ungkapan yang menyatakan, “Setiap orang bisa menikah, tetapi hanya Tuhan yang bisa menciptakan sebuah kehidupan pernikahan yang sejati”. Ungkapan ini mengandung kebenaran yang mutlak, terutama bagi orang-orang Kristen. Mengapa? Karena pernikahan tanpa Tuhan sangat rapuh dan mudah runtuh. Ada dua alasan utama hanya Tuhan yang bisa menciptakan pernikahan sejati, yaitu: Tuhan yang punya rancangan atas pernikahan atau keluarga, dan kasih setia pasangan mudah pudar karena tergerus pergumulan kehidupan. Setiap pasangan yang merindukan pernikahan yang langgeng dan bahagia, harus mencari dan menemukan maksud Tuhan dalam pernikahan yang akan dibangunnya. Kesadaran akan kebutuhan kehadiran Tuhan dalam sebuah rumah tangga, akan melahirkan komitmen dan tindakan-tindakan bagi pasutri untuk selalu melibatkan Tuhan dalam seluruh aspek hidup mereka. Itulah yang akan menolong dan memampukan mereka mengalami keindahan rumah tangga, sekaligus mewujudkan keluarga yang tangguh di tengah tantangan jamannya.

Keluarga-keluarga akan selalu berhadapan dengan tantangan dan pergumulan dalam perjalanannya. Ada banyak rintangan yang bisa menghadang, misalnya: komunikasi yang terhambat, rasa kecewa dan frustasi, persoalan ekonomi, hilangnya kesempatan kerja, urusan mendidik anak, sakit penyakit, bencana, dsb. Perikop Injil Yohanes 2:1-11 menceritakan tentang peristiwa perkawinan di Kana, dimana pesta sukacita itu berpotensi berubah menjadi bencana, karena mereka kekurangan anggur. Syukurlah, bahwa mereka mengundang Tuhan Yesus dan Ibu-Nya dalam perkawinan tersebut. Ketika Maria melihat bahwa mereka kekurangan anggur, maka ia berkata kepada Tuhan Yesus. Meskipun Tuhan Yesus menyatakan: “Saat-Ku belum tiba”, Ia mengerjakan apa yang diminta oleh Maria. Tuhan Yesus berkata kepada para pelayan, “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air. Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta”. Apa yang terjadi selanjutnya? Air berubah menjadi anggur nikmat! Keluarga-keluarga di GKI Karangsaru dan keluarga-keluarga Kristen di manapun, wajib mengundang dan melibatkan Tuhan Yesus dalam segala aspek kehidupan rumah tangganya, supaya tangguh dan sejahtera selamanya. (NLU)

“Buatlah Itu! Jika Rumah Tanggamu Ingin Utuh Dan Tangguh”