“Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.” (Titus 2:15)
Bacaan : Titus 2:15
Abigail Van Buren pada tahun 1956 membuat sebuah kolom surat kabar yang berisi nasihat-nasihat. Kolom nasihat tersebut menjadi populer dengan judul “Dear Abby”. Jeanne Phillips, anak dari Abigail yang meneruskan dedikasi Ibunya. Dalam salah satu edisinya, Jeanne memasukkan “Doa Ucapan Syukur” yang ditulis oleh Abigail Van Buren bertahun-tahun lalu:
“Ya Bapa di surga
Kami berterima kasih untuk makanan kami, sambil mengingat orang yang lapar.
Kami berterima kasih untuk kesehatan kami, sambil mengingat orang yang sakit.
Kami berterima kasih untuk teman-teman kami, sambil mengingat orang yang kesepian.
Kami berterima kasih untuk kebebasan kami, sambil mengingat mereka yang diperbudak.
Semoga ingatan-ingatan ini, menggugah kami untuk melayani.
Semoga anugerah-Mu bagi kami, bermanfaat juga bagi orang lain.
Amin”.
Sebuah narasi doa yang memang menggambarkan sifat Abigail Van Buren yang suka berbagi kehidupan dengan orang lain, terutama bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.
Keterbukaan hati dan jiwa bagi orang lain, apalagi bagi mereka yang membutuhkan; semestinya menjadi ciri khas dan identitas umat kepunyaan Allah. Rasul Paulus memberikan nasihat kepada Titus agar memberitakan kepada umat Tuhan, segala kerinduan dan perintah Tuhan. Titus diminta untuk tidak ragu-ragu dalam menyatakan kehendak Tuhan. Bahkan Paulus menyatakan, “Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah” (ay. 15). Titus harus menyampaikan kepada umat Tuhan dengan segala kewibawaannya, tidak perlu minder meskipun masih muda. Abdi-abdi Kristus harus mempraktikkan nasihat Paulus ini, kepada dirinya di masa kini. Abdi-abdi Kristus dipanggil untuk memberitakan kasih karunia Allah yang menyelamatkan dunia, menasihati agar rajin berbuat baik kepada banyak orang, dan mewujudkan kerinduan Allah sebagai umat kepunyaan Allah yang sudah dikuduskan. Dunia butuh proklamasi umat Tuhan yang mengajarkan kebaikan dan kekudusan. (NLU)
“Umat Tebusan Tidak Menunda Pemberitaan”