Berbagi Itu Sulit
29/07/2020
Berbagi Tanpa Pamrih
31/07/2020

Berbagi Itu Sakit

“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Korintus 9:7)

Bacaan : 2 Korintus 9:6-9

Ada sebuah Kredo yang menarik tentang anak-anak. Kredo menurut KBBI versi online adalah pernyataan keyakinan atau dasar tuntunan hidup. Elisa Morgan, ketua Mothers Of Pre-Schoolers International, membagikan wawasannya mengenai cara pandang anak terhadap dunia: “Jika aku menginginkannya, itu punyaku. Jika aku memberikannya kepadamu tetapi kemudian aku berubah pikiran, maka itu punyaku. Jika aku bisa mengambilnya darimu, maka itu punyaku. Jika aku memilikinya beberapa saat yang lalu, maka itu punyaku. Jika itu punyaku, maka tidak akan menjadi milik orang lain, siapa pun, apa pun yang terjadi. Jika kita membangun sesuatu bersama, semua bagian-bagiannya milikku. Jika hal itu kelihatannya seperti milikku, maka itu adalah milikku”. Pernyataan dan gambaran Elisa Morgan, memang memperlihatkan realitas perilaku kebanyakan anak-anak. Mereka memiliki kecenderungan bersifat dan bersikap egois. Segala yang anak-anak suka, maka apapun itu adalah miliknya; dan tidak ada seorangpun yang boleh memakainya.

Dalam tataran yang lebih luas, sesungguhnya sifat dan sikap egois juga banyak dipraktikkan oleh orang-orang dewasa. Oleh karena itu membahas tentang berbagi, membutuhkan kesadaran akan kebutuhan bersama dan hakikat sebagai makhluk sosial. Mahatma Gandhi pernah menyatakan, “Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan kita semua, namun tidak cukup untuk memenuhi keinginan segelintir manusia yang serakah”. Orang-orang Kristen perlu mengaca diri, apakah masih mampu dan rela berbagi atau sudah mulai tidak peduli untuk berbagi? Rasul Paulus memberikan nasihatnya kepada jemaat Korintus berkaitan dengan memberi dan berbagi. Paulus menyatakan, “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (ay. 7). Paulus menegaskan bahwa Tuhan mengasihi orang-orang yang bisa berbagi serta memberi dengan sukacita. Memang ketika seseorang salah memaknai hal memberi atau berbagi, maka yang dirasakannya adalah rasa sakit karena berkurang dan kehilangan harta miliknya. Adakah rasa sakit ketika berbagi atau malah merasakan sukacita karena bisa memberi? (NLU)

“Berbagi Dalam Kerelaan Hati, Tidak Pernah Merasa Sakit”