Anggur Yang Baik
31/10/2020
Kasih Dalam Perbuatan
03/11/2020

Anda Lahir Dari Allah?

“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.” (1 Yohanes 4:7)

Bacaan : 1 Yohanes 4:7-21

Tema renungan SABDA Minggu ini adalah “Hati Berbelas Kasihan” yang bertujuan mengajak setiap orang percaya memahami salah satu karakter Yesus Kristus yang harus diteladani oleh setiap orang percaya, yaitu hati yang penuh dengan belas kasihan kepada orang lain; memahami bahwa Tuhan menghendaki setiap orang percaya memiliki hati yang penuh dengan belas kasihan; serta berkomitmen menjadi abdi Tuhan yang hatinya dipenuhi belas kasihan Kristus dan diwujudkan dalam tindakan nyata.

Apa yang dimaksud “hati berbelas kasihan”? Secara umum istilah Ibrani dan Yunani yang diterjemahkan sebagai “belas kasihan” di Alkitab berarti menunjukkan rasa kasih karena iba atau sedih, merasa simpati melihat orang lain menderita, dan berupaya meringankan penderitaan mereka. Rasa belas kasihan merupakan salah satu sifat Allah sebagaimana tercantum di Mazmur 86:15, “Tetapi Engkau ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia”.

Yesus Kristus, Sang Anak Allah, meneladani semua sifat Sang Bapa termasuk belas kasihan-Nya. Belas kasihan terhadap penderitaan manusia itu mendasari pelayanan-Nya di dunia. Ketika Ia melihat para sahabat-Nya menangis di kuburan Lazarus, ia tergerak berbelas kasihan pada mereka dan ikut menangis (Yoh. 11:33-35). Ketika ia melihat kerumunan bagaikan domba tanpa gembala, belas kasihan-Nya mendorong-Nya mengajar mereka hal-hal yang tidak diajarkan oleh para imam dan ahli-ahli Taurat yang mengabaikan mereka (Mrk. 6:34). Ia menyembuhkan mereka yang sakit, mengampuni orang-orang yang berdosa, bahkan menjadi sahabat orang berdosa.

Rasul Yohanes menyatakan Allah adalah sumber kasih dan kasih adalah natur Allah (ay. 7-8). Kasih itu bukan hanya dinyatakan melalui pengorbanan Yesus, melainkan juga melalui pengorbanan Bapa yang telah merelakan Anak-Nya. Barangsiapa menyatakan bahwa ia lahir dari Allah atau mengenal Allah, maka ia wajib merefleksikan karakter Allah Bapa yang adalah kasih di keseharian. Sebab orang yang mengasihi membuktikan bahwa ia lahir dari Allah dan mengenal-Nya. Jika tidak demikian, maka ia pendusta (ay. 20). Apakah Anda lahir dari Allah dan mengenal-Nya? Milikilah belas kasihan kepada sesama! (Bo@)

“Pastikan Bahwa Anda Lahir Dari Allah Dan Mengenal-Nya!”