Sudah Seharusnya Bertumbuh
24/06/2020
Pancaindera Yang Terlatih
26/06/2020

Akibat Tidak Mau Bertumbuh

“Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik daripada yang jahat.” (Ibrani 5:14)

Bacaan : Ibrani 5:14

Laki-laki dewasa yang memiliki pola pikir atau perilaku seperti anak-anak banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Kondisi ini disebut dengan Sindrom Peter Pan. Humbelina Robles Ortega, profesor dari Department of Personality, Evaluation and Psychological Treatment di University of Granada memperingatkan bahwa orangtua yang terlalu melindungi anak (overprotective) bisa membuat anaknya mengembangkan Sindrom Peter Pan.

Sindrom Peter Pan biasanya mempengaruhi orang-orang yang tidak mau atau merasa tidak mampu untuk tumbuh menjadi orang dewasa, jadi meskipun ia sudah dewasa tapi pemikirannya masih seperti anak-anak. Saat ini Organisasi kesehatan dunia (WHO) belum mengakui Sindrom Peter Pan sebagai bagian dari gangguan psikologis. Meski demikian jumlah orang dewasa yang memiliki perilaku emosional seperti anak-anak jumlahnya terus berkembang di masyarakat barat. Umumnya ia tidak mampu untuk tumbuh dan mengambil tanggung jawab sebagai orang dewasa serta menikmati dirinya sebagai anak atau remaja bahkan ketika sudah berusia lebih dari 30 tahun.

Orang-orang yang terkena Sindrom Peter Pan melihat dunia orang dewasa sebagai sesuatu yang sangat problematik atau penuh dengan masalah serta sangat menyukai dunia remaja atau anak-anak. Kondisi inilah yang membuat ia lebih senang tinggal di dunia dan pemikiran remaja atau anak-anak. Sindrom Peter Pan bisa dimiliki oleh laki-laki maupun perempuan, tapi kondisi ini tampaknya lebih banyak mempengaruhi kaum laki-laki.

Mereka yang terkena Sindrom Peter Pan akan terlihat tidak pantas atau dalam bahasa Jawa disebut wagu. Penampilan tubuh dewasa, tetapi pemikiran kekanak-kanakan. Demikian juga orang Kristen yang kerohaniannya tidak tumbuh akan terlihat wagu dihadapan Allah maupun dihadapan sesama orang Kristen. Oleh karenanya marilah kita berusaha menumbuhkan kerohanian kita denga mulai bersedia menerima pengajaran-pengajaran yang lebih mendalam tentang Kekristenan, pengajaran-pengajaran yang membutuhkan keseriusan dan perenungan sungguh-sungguh untuk memahaminya. (AP)

“Orang Kristen Yang Kerohaniannya Tidak Bertumbuh Akan Terlihat “Wagu” Dihadapan Allah Dan Sesama”