Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!” (Yesaya 6:8)
Bacaan : Yesaya 6:4-8
Suatu kali, DL. Moody mengajak seorang temannya yang pandai bermain musik untuk menemuinya di sebuah persimpangan jalan sekitar pukul 6 sore. Moody meminta temannya untuk berdiri di atas sebuah kotak dan mulai memainkan sebuah lagu. Tak lama kemudian, mulai berdatangan orang-orang yang tertarik mendengar permainan musik dari teman DL. Moody. Setelah banyak orang berkerumun, Moody berbicara singkat dan mengundang mereka untuk mengikutinya ke sebuah gedung pertemuan di dekat persimpangan jalan itu. Orang-orang yang bersedia mengikuti Moody, mendengarkan perkataan dan khotbahnya dengan penuh antusias. Orang-orang yang memenuhi gedung pertemuan tersebut, rupa-rupanya merupakan pribadi-pribadi yang haus dan lapar secara rohani. Beberapa waktu kemudian, para peserta konvensi tentang penginjilan massa mulai berdatangan dan masuk ke gedung pertemuan. Moody berhenti berkhotbah dan berkata, “Sekarang kita harus bubar, karena saudara-saudara peserta konvensi sudah datang dan hendak mendiskusikan tema “Bagaimana menjangkau massa?”. DL. Moody melakukan kegiatan tersebut, saat menghadiri sebuah konvensi di Indianapolis. Moody melakukan lebih dari sekadar konvensi, ia melakukannya secara langsung dan nyata.
Nabi Yesaya dalam pengalaman rohaninya yang luar biasa berjumpa Tuhan, merasakan betapa dirinya begitu hina dan celaka. Ia sadar bahwa tidak layak dan patut binasa, jika bertemu Tuhan. Namun melalui perjumpaannya dengan Tuhan, Yesaya merasakan pengampunan dan kesadaran untuk merespon panggilan Tuhan dalam hidupnya. Semestinya, murid-murid Kristus juga mengalami hal yang sama; perjumpaannya dengan Tuhan akan membawa kepada pertobatan dan panggilan untuk melaksanakan misi Tuhan. Dalam dunia yang semakin jahat dan kelam, murid-murid Kristus diutus untuk membawa kabar baik dan kabar keselamatan dalam Yesus Kristus kepada dunia. Murid-murid Kristus atau abdi-abdi Tuhan dipanggil untuk mewartakan kasih dan pengampunan Tuhan kepada orang-orang yang berdosa; tidak saja secara teori melainkan dalam praktik nyata dalam keseharian dan keteladanan kehidupan. Dunia yang sedang menuju kepada kesudahannya, membutuhkan perjumpaan dengan Tuhan dan pengampunan dari Tuhan. (NLU)
“Abdi Yang Sudah Mengalami Perjumpaan Dengan Tuhan, Pasti Siap Diutus”